
Dua orang akhwat tengah pulang
dari kampusnya dengan mengendarai sebuah motor. Seorang dengan rok selutut
mengendarainya di depan, dan seorang lagi yang berpakaian sangat tertutup
membonceng di belakangnya. Akhwat satu tampak sangat cantik dengan baju lengan
pendek dan rok selututnya yang tipis. Sedangkan akhwat yang kedua berpakaian
syar’i dengan gamis yang longgar, manset, kaus kaki, dan masker debu yang disamping ia gunakan untuk menghidari polusi udara, juga untuk menjaganya dari pandangan nakal para ikhwan di luar sana.
syar’i dengan gamis yang longgar, manset, kaus kaki, dan masker debu yang disamping ia gunakan untuk menghidari polusi udara, juga untuk menjaganya dari pandangan nakal para ikhwan di luar sana.
Allah punya kehendak. Di tengah
jalanan sepi mereka mengalami kecelakaan. Dari arah yang berlawaan, sebuah truk
datang dan hampir menabrak motor kedua akhwat tersebut. Karena panik, perempuan
yang mengendari kehilangan arah dan kendali sehingga motornya jatuh tergelincir
dan menggesek aspal. Sang perempuan dengan pakaian syar’inya sudah jatuh
terlebih dahulu dan tubuhnya bergesekan dengan aspal. Ia merasakan sakit di
sekujur tubuhnya dan panas di seluruh permukaan kulitnya. Namun ia tetap
bangkit dan menghampiri temannya yang masih terkapar dan tak sadarkan diri di
atas jalanan. Perempuan tersebut menangis melihat darah yang keluar di beberapa
bagian tubuh sahabatnya tersebut. Dengan suaranya yang masih parau penuh isak
tangis, ia itu berteriak meminta bantuan pada orang sekitar, hingga mereka pun
akhirnya mendapat pertolongan.
Setelah tiga jam tak sadarkan
diri, perempuan tersebut akhirnya siuman. Yang ia jumpai adalah teman yang
jatuh dari motor besamanya saat itu. Kini temannya tersebut tersenyum manis
meski ada genangan air di matanya. Perempuan yang masih terbaring lemah di
rumah sakit itu pun menangis melihat sahabatnya yang tak terluka parah seperti
dirinya.
Tubuhnya kini penuh luka.
Lengannya yang bergesekan langsung dengan tanah membuat darah mengucur di sana.
Serta paha dan kakinya yang kini dibalut perban.
Disitu ia sadar, pakaian yang
bagus di mata manusia tidak akan melindunginya dari marabahaya di dunia dan
akhirat, namun pakaian syar’i tentu saja adalah sebaliknya. Pada saat kejadian
tak diinginkan tersebut terjadi, perempuan yang selamat dari luka berat ini
tentu saja terlindungi oleh pakaian syar’inya. Saat terjatuh, kulitnya tak
bergesekan langsung dengan tanah, namun terlindungi oleh gamis berlengan
panjang dan manset di dalamnya. Kakinya pun demikian, kaos kaki melindunginya
dari gesekan aspal yang mampu melukai dan membuat kulitnya berdarah. Serta
masker di wajahnya memperkecil luka yang terjadi diwajahnya yang juga
bergesekan dengan aspal.
Namun meski diberi cobaan
demikian, atas semangat dari shabatnya, akhwat tersebut tetap tabah dan sabar
menghadapi cobaannya. Mungkin ini adalah peringatan bagi muslimah yang tidak
menutup auratnya.
0 komentar:
Posting Komentar