Selasa, 16 Desember 2014

The Power Of Syar'i



Dua orang akhwat tengah pulang dari kampusnya dengan mengendarai sebuah motor. Seorang dengan rok selutut mengendarainya di depan, dan seorang lagi yang berpakaian sangat tertutup membonceng di belakangnya. Akhwat satu tampak sangat cantik dengan baju lengan pendek dan rok selututnya yang tipis. Sedangkan akhwat yang kedua berpakaian
syar’i dengan gamis yang longgar, manset, kaus kaki, dan masker debu yang disamping ia gunakan untuk menghidari polusi udara, juga untuk menjaganya dari pandangan nakal para ikhwan di luar sana.

Allah punya kehendak. Di tengah jalanan sepi mereka mengalami kecelakaan. Dari arah yang berlawaan, sebuah truk datang dan hampir menabrak motor kedua akhwat tersebut. Karena panik, perempuan yang mengendari kehilangan arah dan kendali sehingga motornya jatuh tergelincir dan menggesek aspal. Sang perempuan dengan pakaian syar’inya sudah jatuh terlebih dahulu dan tubuhnya bergesekan dengan aspal. Ia merasakan sakit di sekujur tubuhnya dan panas di seluruh permukaan kulitnya. Namun ia tetap bangkit dan menghampiri temannya yang masih terkapar dan tak sadarkan diri di atas jalanan. Perempuan tersebut menangis melihat darah yang keluar di beberapa bagian tubuh sahabatnya tersebut. Dengan suaranya yang masih parau penuh isak tangis, ia itu berteriak meminta bantuan pada orang sekitar, hingga mereka pun akhirnya mendapat pertolongan.

Setelah tiga jam tak sadarkan diri, perempuan tersebut akhirnya siuman. Yang ia jumpai adalah teman yang jatuh dari motor besamanya saat itu. Kini temannya tersebut tersenyum manis meski ada genangan air di matanya. Perempuan yang masih terbaring lemah di rumah sakit itu pun menangis melihat sahabatnya yang tak terluka parah seperti dirinya.

Tubuhnya kini penuh luka. Lengannya yang bergesekan langsung dengan tanah membuat darah mengucur di sana. Serta paha dan kakinya yang kini dibalut perban.

Disitu ia sadar, pakaian yang bagus di mata manusia tidak akan melindunginya dari marabahaya di dunia dan akhirat, namun pakaian syar’i tentu saja adalah sebaliknya. Pada saat kejadian tak diinginkan tersebut terjadi, perempuan yang selamat dari luka berat ini tentu saja terlindungi oleh pakaian syar’inya. Saat terjatuh, kulitnya tak bergesekan langsung dengan tanah, namun terlindungi oleh gamis berlengan panjang dan manset di dalamnya. Kakinya pun demikian, kaos kaki melindunginya dari gesekan aspal yang mampu melukai dan membuat kulitnya berdarah. Serta masker di wajahnya memperkecil luka yang terjadi diwajahnya yang juga bergesekan dengan aspal.

Namun meski diberi cobaan demikian, atas semangat dari shabatnya, akhwat tersebut tetap tabah dan sabar menghadapi cobaannya. Mungkin ini adalah peringatan bagi muslimah yang tidak menutup auratnya.









0 komentar:

Posting Komentar