“Tapi, Ma, Mas Rio saja boleh, kenapa aku enggak?”
Aku
merengek bagai anak kecil yang minta dibelikan mainan. Merajuk, menarik-narik
tangan mama dan memaksanya untuk memberi ijin atas kegiatan apa yang ingin aku
kerjakan. Sudah dua hari tak henti-hentinya aku memohon, namun mama masih tetap
pada pendiriannya. Ia ngotot tidak memberikan ijin padaku.
“Sudahlah,
Ma. Biarkan Eka meneruskan hobi Papa”. Papa datang dari teras depan dengan
sebuah koran yang terlipat di tangannya, kemudian duduk di sebelah mama.
“Tapi
Pa,