Selasa, 04 November 2014

Mimpi Sang Pendaki



“Tapi, Ma, Mas Rio saja boleh, kenapa aku enggak?”
            Aku merengek bagai anak kecil yang minta dibelikan mainan. Merajuk, menarik-narik tangan mama dan memaksanya untuk memberi ijin atas kegiatan apa yang ingin aku kerjakan. Sudah dua hari tak henti-hentinya aku memohon, namun mama masih tetap pada pendiriannya. Ia ngotot tidak memberikan ijin padaku.
            “Sudahlah, Ma. Biarkan Eka meneruskan hobi Papa”. Papa datang dari teras depan dengan sebuah koran yang terlipat di tangannya, kemudian duduk di sebelah mama.
            “Tapi Pa,